Halo
adalah efek optik yang biasanya terlihat di tempat dingin seperti Alaska, kutub
utara atau di daerah di mana badai sedang besar atau cuaca buruk. Disebabkan
oleh partikel es tergantung di troposfer yang membiaskan cahaya dengan spektrum
warna sekitar bulan atau matahari.
Biasanya
halo cenderung memiliki warna kemerahan dan biasanya berwarna kuning, hijau dan
biru.
Halo,
dalam bahasa dan tulisan Latin ἅλως, juga disebut sebagai nimbus atau gloriole.
Halo merupakan fenomena optik yang menampilkan bentuk cincin di sekitar sumber
cahaya. Di alam biasanya kita lihat saat bulan purnama atau saat matahari
terang di siang hari.
Fenomena
tersebut terjadi akibat refleksi dan refraksi cahaya matahari/bulan oleh
kristal-kristal es yang terdapat di awan cirrus, awan yang terletak di
tingkatan atmosfer yang disebut troposfer, sekitar 5-10 km dari permukaan bumi.
Pada
umumnya halo melibatkan putaran radius 22° halo dan sundogs (Parhelia). Dalam
gambar diatas, menunjukan matahari di kelilingi oleh 22° halo dan dilambungi
(sisi) oleh sundogs. Parhelic circle adalah biasan cahaya kristal yang melepasi
sundogs dan mengelilinginya. Kadangkala ia melapisi keseluruhan ruang langit
dalam latitut yang sama dengan matahari. Pembinaan tangen ketinggian dan rendah
(Upper Tangent arc and Lower Tangent arc) menyentuh secara terus dengan 22°
halo sama ada di atas atau dibawah matahari. Pembuatan Lengkungan
(Circumzenithal arc) akan terjadi di atas kristal tersebut.
Radius
22° gerhana matahari tidak kelihatan. Ia seperti helaian yang berlapis-lapis
atau habuk pada permukaan awan cirrus yang nipis. Awan ini sejuk dan mengandung
kristal es walaupun pada iklim yang sangat panas.
Gerhana
matahari sangat besar, selalu mempunyai diameter yang sama dalam posisinya di
langit. Kadang-kadang hanya sebagian saja yang muncul. Semakin kecil cincin
cahaya yang terbias muncul mengelilingi matahari atau bulan, dihasilkan oleh
corona dari lebih banyak tetesan air daripada dibiaskan oleh kristal es, hal
ini bukan berarti menunjukkan bahwa hujan akan turun.
Saat
awan cirus hanya merefleksikan dan merefraksikan cahaya matahari, biasanya halo
yang terbentuk hanya cincin yang tak berwarna. Namun jika pada sudut yang
tepat, bisa terjadi juga dispersi sehingga cincin yang terjadi juga berwarna
seperti halnya pelangi. Contoh refraksi yang sederhana adalah saat anda melihat
sedotan dalam gelas berisi air terlihat patah, atau permukaan dasar kolam yang
terlihat menjadi lebih dekat ke permukaan daripada yang sebenarnya.
Refleksi
yang terjadi saat cahaya melewati titik air, es atau kristal yang transparan
hanya terjadi pada sudut tertentu saja. Sudut ini ditentukan oleh index
refraksi medium tersebut. Contoh sederhana saat kita melihat akuarium pada
sudut tertentu kaca akuarium yang tembus pandang tiba-tiba menjadi cermin,
memantulkan bayangan isi akuarium.
Pada
gambar dibawah ini, juga terlihat adanya halo pada cahaya lampu di daerah yang
bersalju: